Waykanan – Kejarberitanews.com- Dua hari berturut-turut sekretaris DPC Pro Jurnalismedia Siber (PJS) Waykanan, Lampung menjadi naras umber penanggulangan informasi anti Hoax, yang diselenggarakan Forum Petani Makmur (FPM) Waykanan. Acara dilakukan di dua tempat yang berbeda, di GSG Kecamatan Banjit pada Minggu (13/01/2024) dan Aula kantor Camat Kecamatan Buay Bahuga Pada Senin (14/01/2024). Sekretari DPC PJS Waykanan, Warseno saat memberikan materi didepan 500 peserta di Banjit dan Buay Bahuga mengedepankan judul menangkal berita hoax.
Menurutnya, maraknya penyebaran berita hoax melalui media sosial, membuat sebagian orang merasa cemas dan kurang percaya terhadap berita- berita yang disebar, sehingga sulit membedakan antara fake or fact. “Ada beberapa cara menanggulangi berita hoax itu, hati-hati dengan judul provokatif, cermati alamat situs, Periksa fakta, Cek keaslian foto dan Ikut serta grup diskusi anti-hoax,” katanya. Warseno mengatakan, pembaca yang baik harus mengembangkan rasa penasaran setiap saat, jangan langsung menyebarkan suatu berita tanpa mengecek kebenarannya.
“Biasanya judul berita tidak benar itu provokatif. Seringkali, berita hoax mempunyai judul yang mengandung sensasi, seperti menghasut,” ujarnya. Owner GNM group itu juga meminta, agar peserta saat ada berita wajib mengonfirmasi keaslian alamat situs yang beredar. Ketika mendapatkan berita dari sebuah artikel, coba perhatikan tautannya. “Kalau memang tidak benar, atau hoax, sebaiknya segera mengadu kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO), karena berita hoax yang berpotensi memecah belah bangsa, cara menghubungi email resmi Kominfo yaitu aduankonten@mail.kominfo.go.id,” kata dia.
Sementara itu, Rahmat Iparia, Koordinator pelaksana acara mengatakan, kegiatan tersebut dilaksankan untuk memberikan edukasi kepada masyarkat tentang banyaknya berita Hoax, apalagi menjelang pemilu Februari 2024. “Nara sumber kita setiap kegiatan ada tiga, di dua kegiatan itu hanya mas Warseno saja yang tetap menjadi naras umber tetap kami. Selain itu, ada kepolisian, pemerintahan dan juga Kesehatan,” kata dia.
Sekarang ini, kata Rahmat, dengan mudahnya Masyarakat memperoleh informasi, akan sangat riskan dengan provokasi, dengan penyebaran berita yang belum tentu kebenaranya, karena hamper semua warga memilik Android. “Tentunya dengan mudahnya mendapatkan informasi dari jejaring sosial, akan mudah warga terprovokasi, nah bukan hanya Ketika mendapatkan informasi saja, kita juga memberikan edukasi tentang penggunaan medsos yang bijak,” ujarnya.**