Pangkalpinang, kejarberitanews.com – Maraknya Tambang Ilegal di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan salah satu permasalahan yang perlu diatasi oleh pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Dimana timah merupakan salah satu pendongkrak perekonomian di Provinsi Bangka Belitung baik legal maupun ilegal.
Permasalahan kali ini datang dari oknum lurah dari Taman Bunga Bukit Baru yang berani masuk Pekarangan rumah masyarakat di kampung opas tanpa izin dan melakukan kekerasan. Kekerasan tersebut dilakukan oleh oknum Lurah dengan membawakan empat orang pekerjanya yang diduga mengelola tambang ilegal milik pak lurah tersebut.
Kronologi terjadinya hal tersebut karena terdapat laporan bahwa Tambang Ilegal milik oknum Lurah menjadi Viral di FB, sedangkan hal tersebut tidak ada sangkut pautnya sama korban yang di aniaya oleh oknum Lurah.
“awal mula adanya kerusuhan yang dibuat oleh oknum Lurah ini karena ada pemberitahuan bahwa saya yang memviralkan hal tersebut, sedangkan saya juga tidak memiliki akun FB untuk membenarkan pernyataan dari oknum Lurah tersebut, ungkap RZ selaku korban.
Baca juga:
Kejadian ini terjadi di perkirakan pukul 12 siang. Dimana ada ketukan pintu yang membuat anak korban reflek langsung membuka pintu dengan kondisi korban lagi tidur, sehingga ada kerusuhan dan membuat anak korban jatuh pada saat pelaku mendorong pintu.
Kemudian pelaku melakukan penyerangan secara langsung terhadap korban dengan menyegap dan memukul kepala korban menggunakan helm.
saat kita konfirmasi lewat pesan WA, oknum Lurah menjawab” sore pak, tidak benar”,ungkap tegas oknum Lurah tidak membenarkan hal tersebut.
“Akibat penyerangan ini membuat saya mengalami gegar otak ringan dan bibir bengkak serta membuat anak saya trauma dengan melihat kejadian tersebut secara langsung, yang dimana anak saya ini masih berumur 3 Tahun”, ujar korban.
Kejadian tersebut juga disaksikan oleh orang tua korban serta tetangga yang membantu meleraikan penyerang yang dilakukan oknum Lurah.
Karena kejadian tersebut korban merasa sangat dirugikan, sehingga korban melaporkan hal tersebut ke Polresta Pangkalpinang.